23.58
INI ADA CERITA SANGAT MENYENTUH DAN PELAJARAN BAGI PARA ISTRI :
RENUNGAN
Sebuah Kisah Mulia
Pilih aku, atau Ibumu
----------------------------------
Pagi2 sekali, Sarah mengetuk pintu rumah Orang Tuanya. Ia menggendong anaknya & membawa satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yg sembab & merah, ibunya sdh tahu Sarah pasti bertengkar lagi dgn Rafi suaminya.
Meski heran, krn biasanya Sarah hanya sebatas menelfon sambil menangis jika bertengkar dgn Rafi. Ayah Sarah yg juga
keheranan, segera menghampiri Sarah & menanyakan masalahnya
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dgn Rafi tadi malam.
Sarah kecewa krn Rafi telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening Rafi terjatuh di dlm mobil. Sarah baru tahu, Rafi selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yg sama. Sementara Sarah tahu, uang yg Sarah terimapun sejumlah uang yg sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, Rafi membagi uangnya, setengah utk Sarah, setengah utk yg lain. Jangan2 ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tdk menampakkan rasa kaget ataupun marah.
"Sarah..., yg pertama langkahmu datang kerumah ayah sdh dilaknat Allah & para malaikat krn meninggalkan rumah tanpa izin suamimu" kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendpt dukungan dr ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu kamu tdk berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yg diberikan suamimu ke tanganmu. Itupun utk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu utk sedekah, itu tak boleh". Lanjut ayahnya.
"Sarah.., Rafi menelfon ayah & mengatakan bhw sebenarnya uang itu memang di berikan setiap bulan utk seorang wanita. Rafi tdk menceritakannya pdmu, krn kamu tdk suka wanita itu sejak lama. Kamu sdh mengenalnya & kamu merasa setelah menikah dgn Rafi maka hanya kamulah wanita yg dimilikinya".
"Rafi meminta maaf kpd ayah krn ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu. Ayah mengerti krn ayahpun sdh mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca - kaca.
"Sarah..., kamu hrs tahu, setelah kamu menikah maka yg wajib kamu taati adalah suamimu. Jika suamimu ridho pdmu, maka Allahpun Ridho. Sdgkan suamimu, ia wajib taat kpd ibunya.
Begitulah Allah mengatur laki - laki utk taat kpd ibunya.
Jangan sampai kamu, menjadi penghalang bakti suamimu kpd ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu milik ibunya".
Ayah mengatakan itu dgn tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu, melahirkan anaknya dgn susah payah & kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa. Sampai anak laki - lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja. Anak laki - laki itu akan sibuk dgn kehidupan barunya. Bekerja utk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya utk istri & anak - anaknya.
Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu utk sesekali berjumpa dgn ibunya. Satu bulan sekali, atau bahkan hanya 1 tahun sekali.
"Kamu yg sejak awal menikah tdk suka dgn ibu mertuamu. Kenapa? Krn rumahnya kecil & sempit? Shg kamu merajuk kpd suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana. Anak - anakmu pun tdk akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tdk nyaman tidur disana. Bagaimana dgn ibu mertuamu yg dibiarkan saja utk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan utk ibunya. Rafi ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan. Dari uang itu ibunda Rafi hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim & orang-orang tdk mampu dikampungnya. Bahkan masih cukup utk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dlm hatinya, uang yg di berikan Rafi sering dikeluhkannya kurang. Krn Sarah butuh banyak pakaian utk mengantar jemput anaknya sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya utk merawat wajah & tubuhnya di spa. Berjalan - jalan setiap minggu.
Juga berkumpul sesekali dgn teman2nya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yg tak ingin dekat2 dgn mertuanya yg hanya seorang tukang gorengan. Tukang gorengan yg berhasil
menjadikan Rafi seorang sarjana, mendapatkan pekerjaan yg diidamkan banyak orang. Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yg nyaman & mobil yg bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yg sejak tadi duduk disamping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah, kembalilah kerumah suamimu. Ia orang baik. Bantulah suamimu berbakti kpd orang tuanya. Bantu suamimu menggapai surganya & dgn sendirinya, ketaatanmu kpd suamimu bisa menghantarkanmu ke surga". Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dgn anggukan, ia menahan tangisnya. Batinnya sakit, menyesali sikapnya. Namun Sarah berjanji dlm hatinya, utk menjadi istri yg taat pd suaminya...
In syaa-a' Allah...
0 komentar